Sinopsis.co.id, JEMBER – 18 Oktober 2023.
Pelaksanaan Jember Teacher Festival yang dihadiri sekitar 300 peserta hari Selasa 17 Oktober 2023 di gedung Auditorium UNEJ yang dilaksanakan oleh EO Indonesia Inspiring Teacher dengan tujuan meningkatkan kompetensi guru dalam mengajar diera digitalisasi menuai keluhan dari Kepala sekolah, guru dan pemerhati pendidikan di Jember.
Peserta yang mengikuti acara di Gedung Uaditorium UNEJ dihibur dengan musik dangdut sehingga beberapa KS dan pengawas berjoget ria mengikuti irama musik dangdut yang dipersembahkan oleh Event Organizer Indonesia Inspiring Teacher sehingga menimbulkan protes kekecewaan dari beberapa KS dan guru yang mengikuti acara Jember Teacher Festival melalui Daring link zoom yang disediakan panitia.
Salah satu KS dari kecamatan Silo sekitarnya yang tidak mau disebutkan namanya menyampaikan bahwa bagi peserta yang mengikuti JTF secara virtual merasa kurang puas , menjenuhkan , mahal dan waktunya juga kurang pas. Guru-guru sudah tidak fokus mengajar siswa karena guru mengikuti JTF dan masih harus mengajar anak-anak yang amanah yang dititipkan wali murid pada sekolah sebab pelaksanaan JTF pada saat jam pelajaran efektif. Selain itu terlalu lama acara joget-jogetnya. Belum lagi ganguan internet yang sering macet-macetan, ungkapnya.
Sedanglan KS dari wilayah Mumbulsari berinisial MS juga merasa kecewa pelaksanaan JTF hari selasa 17 Oktober 2023, yang mengikuti luring lebih enak mendapatkan fasilitas yang nyaman sedangkan kami yang ada di desa mengikuti JTF harus mengeluarkan biaya tambahan ngopeni guru-guru yang ikut zoom JTF padahal konstribusinya sama sebesar Rp 200.000 yang terlalu mahal apalagi kita pakai paketan sendiri. Seharusnya konstribusi JTF dibedakan antara yang mengikuti secara langsung dan mengikuti secara Zoom, guru-guru banyak yang gerundel pak, ungkap MS.
IW salahsatu guru SD di Kecamatan Patrang menyampaikan bahwa dari awal terkait tiket sudah gaduh dan pelaksanaan dipaksakan akhirnya muncul acara joget-joget yang tidak sesuai sama sekali dengan kurikulum. Tidak cocok sama sekali ini apalagi pengawas dan kepala sekolah seharusnya memberi contoh yang baik malah joget-joget apalagi ini dilaksanakan pada jam efektif pelajaran sekolah.
Sedangkan H.P, SPd KS yang ada diwilayah kecamatan Ajung menyampaikan wah ini cocok benar dengan kurikulum merdeka, workshop JTF joget joget biar tidak stress jauh dari harapan para guru yang menginginkan adanya pembelajaran yang lebih baik dan bermakna, yang jelas PROGRAM LESSON STUDY masih lebih baik dari Jember Teacher Festival, ungkapnya.
Sementara itu pemerhati pendidikan dari Wartawan Media Nasional Teropong Sutrisno menyampaikan bayar 200 ribu melok konser wae, nek arep joget-joget di JSG. Tumbuh kembangkan anak didik kok joget-joget. Program P5 projec penguatan profil pelajar Pancasila kurikulum Merdeka gawe joget-joget, kok aneh, ungkap Sutrisno.
Dari beberapa komentar yang menunjukkan rasa kecewa dengan pelaksanaan Jember Teacher Festival, ada respon positif adanya acara joget-joget pada Jember Teacher Festival kemarin di Gedung Auditorium UNEJ yaitu Ibu M.S kepala sekolah diwilayah kecamatan Rambipuji dan sekitarnya. Ibu A.S menyampaikan bahwa guru dan Kepala sekolah juga berhak berbahagia, apa tidak boleh guru dan kepala sekolah berbahagia pak? Mereka juga punya otak kiri dan otak kanan yang perlu diseimbangkan, ungkap kepala sekolah M.S.
Salahsatu wakil kepala sekolah SMPN 1 Ambulu bpk Mulyono,SPd menyampaikan saya ada dilokasi, tidak ada musik dangdut, tapi band. Menurut saya para pemateri adalah orang-orang yang luar biasa, inspirator dan motivator. Tampilan anak-anak sekolah juga banyak dan hiburan merupakan selingan penyeimbang untuk merefresh otak dan pikiran, ungkap Mulyono.
Sedangkan Ibu Murtini,Mpd KS SMPN 7 Jember menyampaikan bahwa yang ikut daring mendapatkan dorpres, sementara yang ikut luring tidak, merupakab suatu keadilan sedangkan acara joget-joget dan hiburan itu merupakan acara seremonial saja belum masuk pada acara inti, ya wajar-wajar saja, ungkap Murtini.
Kepala Biro Jember : Lukman Republik