Sinopsis.co.id , JEMBER – 5 November 2025.
Petani tembakau di Jember pada tahun 2025 ini menangis karena banyak perusahaan rokok yang tidak membeli tembakau dan kalaupun ada hanya ada satu perusahaan yang sportif membeli tembakau mulai dari daun bawah sampai keatas yaitu PT Djarum yang ada di Tamanan Bondowoso. Sedangkan perusahaan lainnya hanya membeli tembakau kualitas bagus, daun bawah tidak dibeli.
Ketua Gabungan Kelompok.Tani (Gapoktan) Tunas Harapan Sumberdanti kecamatan Sukowono bapak Badar menyampaikan bahwa usaha tembakau saat ini ditahun 2025 tidak berpihak kepada petani karena harapan petani tanam tembakau yang laku terjual daun bawah sampai daun atas yang bisa dibeli oleh pabrik.
Badar menyampaikan tidak semua pabrik melakukan mitra dengan petani dan harga tembakau mulai dulu tidak dicantumkan ke mitra walaupun sudah melakukan kemitraan. Misalnya petani tembakau tanam banyak, harga kemitraan tetap hancur tidak sesuai ekspektasi bahkan tembakau bawah yang seharusnya dibeli oleh mitra pada tahun ini tidak dibeli dengan alasan kualitas. Jadi pada tahun ini petani merugi tanam tembakau apalagi perusahaan besar seperti Gudang Garam pada tahun ini tidak membeli.
Badar selaku ketua Gapoktan Tunas Harapan Sumberdanti menambahkan bahwa untuk tahun depan sebaiknya petani tidak tanam tembakau, kalaupun mau tanam sedikit saja mengingat kebutuhan pabrik tidak sesuai harapan petani. Pada saat tembakau banyak, pabrik seolah-olah tidak butuh meskipun tidak semua pabrik.
Salahsatu pabrik yang sportif membeli tembakau petani dan sangat membantu petani adalah Gudang Jarum yang ada di Tamanan Bondowoso dibawah pimpinan Widarta yang masih membeli tembakau petani dalam jumlah banyak termasuk daun bawah. Yang memprihatinkan bagi petani adalah blandang yang biasanya membeli tembakau daun bawah sampai keatas ke PT SADANA gudang Karanganyar dan Tamanan Bondowoso tetapi tahun ini hanya membeli kualitas bagus daun bawah tidak dibeli sehingga petani dirugikan. Kalau sudah begini untuk apa tanam tembakau?? Kalau petani semuanya Bermitra hampir dipastikan harga hancur karena dianggap “petani sangat butuh perusahaan padahal sama-sama butuh”, ungkap Badar.
Harapan Badar selaku ketua Gapoktan Tunas Harapan kepada Pemerintah “petani dikawal”. Pemerintah harus mampu menjadi jembatan antara petani dan pengusaha. Seperti kebutuhan tembakau perusahaan untuk tahun 2026 butuh berapa disampaikan ke petani sehingga petani menanam tembakau terukur sesuai kebutuhan perusahaan. Pemerintah sudah diuntungkan dengan cukai dan seharusnya pemerintah membantu petani yang sudah ikut berkontribusi adanya cukai apalagi logo pemkab Jember adalah daun tembakau. Selama ini peranan pemerintah dan lembaga tembakau tidak ada kepeduliannya terhadap petani tembakau.
Sementara itu Jumantoro selaku ketua Forum Komunikasi Petani Jember (FKPJ) menyampaikan kondisi petani tembakau saat ini tidak baik-baik saja, tidak hanya karena cuaca ekstrim yang membuat petani pusing tetapi pada saat panen harga tembakau terjun bebas bahkan kondisi realita petani kasturi betul-betul dalam kondisi buntung dimana pola kemitraannya yang dibeli hanya kualitas bagus.
Menurut Jumantoro, seharusnya Pemkab Jember yang notabene logonya daun tembakau peduli terhadap permasalahan petani ini. Pemerintah jangan hanya mau pada cukainya saja, tetapi pada saat petaninya buntung, pemkab Jember tidak menunjukkan kepeduliannya. Kita berharap peran serta Pemkab Jember mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi petani tembakau saat ini, pungkas Jumantoro