Sinopsis.co.id. JEMBER, 28 Maret 2023. Selama 2 periode pemerintahan Kabupaten Jember ini dipimpin oleh pasangan Bupati – Wakil Bupati dimana selama 2 periode pemerintahan ini wakil bupati Jember berasal dari unsur pimpinan pesantren atau ulama/kyai.
Era kepemimpinan Bupati dr. Faida,MMR dengan wakil bupatinya Drs. KH Abd. Muqiet Arief setiap usulan wakil Bupati terkait pesantren selalu kandas. Demikian pula pada era Bupati Ir. Hendy Siswanto,ST.IPU dengan wakil Bupatinya Gus Firjauan Barlaman tidak jauh berbeda dengan kepemimpinan sebelumnya. Tidak ada satupun kebijakan pemerintahan Hendy Siswanto yang berpihak pada pesantren masuk pada RPJMD.
Kyai hanya dibutuhkan sebagai Vote getter untuk mendapatkan jumlah suara dalam jumlah banyak dikarenakan kepopulerannya. Namun ketika terpilih lupa pada komitmen dan janjinya.
Pada era kepemimpinan Bupati Ir. H. Hendy Siswanto,ST.IPU tidak ada kebijakan yang berpihak pada jaringan pesantren. Perhatian terhadap guru ngaji sampai saat inipun masih bersifat BANSOS yang dititipkan pada OPD tertentu dan program bantuannya terbatas waktu tidak boleh terus menerus. Hal ini sangat berbeda jika program untuk guru ngaji dan guru Madin masuk kedalam program kebijakan RPJMD seperti program PKK dan POSYANDU. Jauh panggang dari api, Janji manis kampanye Bupati Hendy Siswanto hanya tinggal janji dan hanya menjadi catatan sejarah rekam jejak digital.
Bupati Hendy lupa kacang pada kulitnya bagaimana sejarah mencatat habis subuh dia datang mengeluh tidak punya kendaraan partai politik untuk maju menjadi CALON BUPATI JEMBER. Siapa yang bergerak agar rekom GERINDRA, NASDEM, PKS jatuh pada Hendy Siswanto. Bukan hanya itu, setelah mendapatkan rekomendasi partai politik. Barisan Kyai dengan jaringan yang ada berada di GARDA DEPAN pemenangan HENDY SISWANTO – GUS FIRJAUN. Tidak hanya tenaga dan pikiran, materi yang tidak sedikit pun dikucurkan untuk pemenangan HENDY SISWANTO. Namun apa perhatiannya Hendy kepada Pesantren, Guru Ngaji, Guru Madin sama sekali tidak ada program bersifat KEBIJAKAN yang HENDY ciptakan. Ungkap Gus Baiquni Purnomo
Andai dilanjutkan dengan narasi bahwa janji-janji Hendy kepada pesantren termasuk menggandeng cawabup seolah representasi pesantren tanpa peran berarti sang wakil bupati dan keberpihakan kebijakan pemberdayaan pesantren maka janji-janji tersebut hanyalah sebatas narasi supaya terpilih dan kemudian diabaikanya untuk nantinya ketika membutuhkan dukungan maka akan kembali menyapa pesantren seolah-olah telah berpihak kepada pesantren.
Perilaku kepemimpinan demikian adalah bentuk pembohongan kepada kalangan pesantren karena menyemaikan harapan palsu, ditengah tantangan dan upaya pesantren memperbaiki akhlak dan perilaku, serta mendidik para santri mengenali perubahan global yang serba tidak menentu.
Harapan Gus Baiquni Purnomo melihat situasi menjelang pilkada 2024 adalah kalangan pesantren sadar dan bersatu untuk menghadirkan pemimpin Jember dari Kyai atau pemimpin yang mempunyai latar belakang pendidikan pesantren. Gerbang perubahan Jember harus dimulai dengan menghadirkan Bupati dari kalangan pesantren untuk memimpin Jember. Cukup sudah 2 periode ini ulama / Kyai hanya sebagai alat meraih dukungan suara pemenangan Bupati Jember. Bila ingin meraih cita-cita janganlah menitipkan cita-cita pada orang lain. Raihlah cita-cita itu dengan meraihnya sendiri yaitu menjadikan Bupati pemimpin Jember dari kalangan pesantren.
Kepala Biro Jember : Lukman Hakim