Sinopsis.co.id. JEMBER – 23 November 2025.
Menyongsong musim tanam MT 01 untuk mewujudkan swasembada pangan berbasis kearifan lokal menuju Indonesia emas, kelompok tani Sumber Makmur bersama Asosiasi Petani Pangan Indonesia (APPI) mengadakan seremonial tanam padi dan diskusi publik di desa Candijati kecamatan Arjasa kabupaten Jember. Acara dihadiri wakil bupati Jember Dr.H.Djoko Susanto,SH.MH, Iman Kurniawan dari Kementrian Pertanian RI, Ahmad Ryan Ardiansah dari pupuk Indonesia, Dr.Ir.R. Abdul Djamali,M.Si Dosen Poltek Jember dan kelompok tani yang tergabung dalam wadah APPI.
Wakil bupati Jember Dr.H.Djoko Susanto,SH.MH menyampaikan kegiatan ini merupakan momentum kebangkitan petani dalam rangka swasembada pangan sebagaimana program Asta Cita Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto. “Saya sangat bangga ada pegiat yang betul-betul semangat untuk merealisasikan swasembada pangan Indonesia”. Pak Jumantoro sebagai simbol petani Jember yang mempunyai semangat sangat luar biasa perlu kita acungi jempol untuk beliau. Dan tentunya saya berterimakasih kepada kementerian pertanian RI dan pupuk Indonesia di acara tanam padi MT 01 ini. Beliau jauh dari Jakarta mau datang ke Candijati Arjasa semata-mata wujud komitmen pada sektor pertanian, ungkap Djoko Susanto.

Wabup Djoko Susanto juga berterimakasih kepada Presiden RI Prabowo Subianto yang sudah membuat kebijakan luarbiasa menurunkan harga pupuk sampai 20% yang tentunya ini berkah bagi petani. Pemerintah menunjukkan komitmen kesungguhan dan saya harap petani juga sungguh-sungguh bagaimana merealisasikan kegiatan bertani untuk ketahanan pangan kita. Selain itu kita harapkan juga harga pupuk non subsidi juga turun, bagaimana kedepan bisa dirumuskan harga pupuk subsidi dan non subsidi biar tidak terlalu jauh harganya sehingga beban pemerintah tidak terlalu berat, tugas PT Pupuk Indonesia membuat formula harganya, ungkap Djoko Susanto.
Djoko Susanto menambahkan bahwa komponen utama pertanian adalah tersedianya lahan produktif yang mempunyai produktivitas tinggi dan tersedianya irigasi aktif. Lahan pertanian harus dilindungi karena pengurangan lahan otomatis berpengaruh pada produksi pangan. Kalau ada yang berbicara berkurangnya lahan produktif tidak mengganggu produktifitas pangan, itu statmen yang mencerminkan “Cacat Logika” dan sekolahnya kurang jauh, pungkas Djoko Susanto.

Sementara itu Imam Kurniawan dari Kementerian Pertanian RI menyampaikan mendukung kegiatan tanam padi hari ini dan saya berharap lahan pertanian yang ada di Jember tidak berkurang karena kalau berkurang maka produksi kebutuhan pangan makin sedikit. Kepanjangan tangan pak Wabup dengan cara mengatur melalui PERDA lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) agar lahan pertanian tidak berkurang, mencegah alih fungsi lahan tidak dibuat lagi bangunan beton perumahan tapi lahan pertanian terlindungi yang menghasilkan langan setiap tahunnya, ungkap Iman Kurniawan.

Dr.Ir.R.Abdul Djamali,M.Si dosen Politeknik Pertanian Jember menyampaikan selama kita hidup didunia pertanian tetap dibutuhkan karena selama hidup kita butuh beras dan bahan pangan lainnya. Alhamdulillah Jember setiap tahun ada 120.700 hektar luas panen menghasilkan produksi beras hampir 367.414 per tahunnya merupakan suplier terbesar nomor empat (4) di Jawa Timur setelah Lamongan, Ngawi dan Bojonegoro, ungkap Abdul Djamali.
Abdul Djamali menambahkan generasi muda di Jember harus bangga menjadi petani dan menjadi wirausaha pertanian. Alloh menciptakan Jember mempunyai sumberdaya alam yang luar biasa seperti DAS Mayang dan DAS Bedadung dibanding Madura yang hanya mempunyai sawah tadah hujan meskipun ada waduk tidak bisa digunakan karena sumber airnya kurang.
Djamali menyampaikan bahwa saat ini sedang risearch pengembangan padi berbasis hamparan atau komunitas estate padi seperti Supra Insus era Presiden Suharto tapi yang ini hamparan dikelola dalam satu manajement dan ada managernya mulai perencanaan, produksi, pupuk, pestisida yang dikelola bersama. Kami bangga dengan Presiden Soeharto dimana mengelola pertanian satu komando dan pak Soeharto sudah menanamkan dasar-dasar model pertanian luar biasa yang tidak dimiliki oleh presiden yang lain, pungkas Abdul Djamali.

Ahmad Ryan Ardiansah dari Pupuk Indonesia memastikan stock pupuk di Jember untuk MT 01 tercukupi yaitu sebanyak 6.300 ton Urea, Phonska 6.500 ton. Jember ini merupakan alokasi 4 besar penyediaan pupuk di Jawa Timur dibawah Tuban, Lamongan, Bojonegoro bahkan di tapal kuda Jember terbesar dengan 126.000 ton pupuk. Untuk serapan pupuk di Jember sampai bulan November 2025 sudah mencapai 88% Urea dari 61.000 ton, Phonska 98% mendekati sempurna. Perhatian pemerintah ini harapan saya supaya dimanfaatkan betul oleh petani Jember. Kalau ditelisik lagi dari besarnya serapan pupuk di Jember baru 143.00p petani Jember yang menebus dari 228.000 RDKK aktif, ungkap Ryan Ardiansah.