Sinopsis.co.id, JEMBER – 28 Juli 2025.
Ketua relawan Barisan Jember Djos, Jumantoro ikut angkat bicara permasalahan mobil dinas wakil bupati Jember Djoko Susanto yang ramai menjadi perbincangan di media massa yaitu hilangnya mobil Wabup Jember dari tempat parkir biasanya.
Jumantoro selaku ketua relawan Barisan Jember Djos (BEDJO) menyampaiakan raibnya mobil dinas wabup bukan hanya masalah etika dan moralitas birokrasi pemkab Jember tapi ini sebuah karakter mengambil barang yang bukan haknya tanpa ijin yang mempunyai hak.
Maraknya pemberitaan masalah mobil dinas Wabup Jember ini sangat memprihatinkan karena hilangnya etika moral birokrasi pejabat pemkab Jember. Seharusnya pejabat pemkab Jember menjunjung tinggi nilai-nilai etika, adab ketimuran dalam hal kasus mobil dinas wakil bupati Jember. Kalaupun mobil itu akan diperbaiki atau diservis dengan tujuan baik, seharusnya dilakukan dengan cara-cara yang baik dan beretika yaitu minta ijin kepada yang memiliki hak pakai mobil dinas yaitu wakil bupati.
Lebih lanjut Jumantoro menyampaikan sekelas pejabat Wakil Bupati saja yang hak pemakai mobilnya sudah jelas masih diambil tanpa permisi apalagi hak rakyat yang tentunya berkaitan dengan anggaran APBD jika dicuri atau dikorupsi pasti rakyat yang dirugikan. Tentunya orang yang menyuruh maupun yang melakukan eksekusi, jangan – jangan punya karakter mengambil hak orang lain tingkat dewa, kalau tidak punya keberanian tingkat tinggi tentunya tidak akan berani mengambil hak orang lain seenaknya apalagi sekelas pejabat mobil dinas Wakil Bupati yang dipilih oleh rakyat sesuai konstitusi melalui Pilkada 2024.
Sebagai warga Jember dan menjadi salah satu yang ikut menghantarkan pasangan BUPATI dan WAKIL BUPATI Pilkada 2024 Jember saat itu, saya merasa kecewa dan prihatin. Seyogyanya diusut tuntas agar kedepannya tidak ada karakter dugaan pencurian di lingkungan pemerintah daerah kabupaten Jember. Pemimpin harus bisa memberikan contoh karakter yang baik bukan JARKONI biso ngajar tidak biso ngelakoni.
Saya berharap permasalahan mobil dinas wakil bupati Jember ini terus diusut tuntas karena ini bukan sekedar mobil dan juga bukan sekedar urusan moral dan etika, tetapi lebih pada urusan keberanian mengambil hak orang lain yang sudah tingkatan tinggi. Mobil bisa dikapitalisasi kerugian sekian puluh/ratus juta. Moral dan etika, korbannya hanyalah Wakil Bupati yang tidak dihormati. Tetapi keberanian mengambil hak wabup mencerminkan keberanian tingkat tinggi yang hanya dimiliki oleh orang-orang yang sudah hebit terbiasa dan terlatih. Keberanian seperti inilah yang kita takutkan, apalagi kalau yang melakukan adalah pejabat yang mengelola APBD, tentu rakyat yang akan menjadi korbannya, pungkas Jumantoro.
